Kiat-Kiat Tempa Mental Untuk Hadapi Dunia - Istilah dunia ini keras bisa dikatakan bukan hanya sekedar istilah. Namun seruan bagi semua penduduk khususnya para penerus bangsa agar menyiapkan diri menghadapi kerasnya dunia. Setiap bayi yang lahir ke dunia pasti menggenggam tangannya. Itulah simbol bahwa dia harus kuat menghadapi kerasnya hidup, kerasnya dunia. Dunia ini keras bung, jangan hanya bermimpi tapi bangunlah mimpi. Tak ada manusia yang tak berpayah-payah lalu sukses. Semua berjuang, semua berproses. Lalu apa yang dibutuhkan dalam perjuangan itu?
Pendidikan Indonesia mengenal adanya MOS (Masa Orientasi Siswa), dimana kegiatan tersebut tak hanya tentang pengenalan tapi juga bullying. Bullying bisa meningkatkan percaya diri, pun bisa menjatuhkan. Maka, persiapan mental menghadapi hal tersebut sangatlah dibutuhkan terlebih bagi generasi penerus bangsa.
Bagaimana bullying bisa meningkatkan percaya diri? Mudah saja bagi mereka yang mentalnya sekuat baja bahkan sekuat tembok raksasa cina maka bullying tak ada apa-apanya. Semakin sering di bully semakin dia kuat menghadapi kerasnya hidup. Namun kau tau kawan, tak banyak orang terlahir seperti itu. Kebanyakan adalah jatuh. Jatuh ketika dibully. Bahkan benar-benar merasa hidup sudah tak ada gunanya. Generasi penerus bangsa seperti itulah yang harus mendapatkan perhatian lebih.
Kondisi mental yang lemah adalah hal yang harus diperhatikan baik oleh lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Seorang anak putra bangsa harus dilatih atau ditempa mentalnya sejak kecil. Agar dia kelak memiliki mental sekuat baja. Bagaimana kiat-kiat menempa mental putra bangsa? Berikut tipsnya:
1. Ikutkan anak-anak pada kompetisi atau lomba sesuai bakat dan minatnya. Hal tersebut bertujuan agar anak bisa tampil berani dan percaya diri. Tampil di depan khalayak adalah salah satu cara menempa mental anak.
2. Bimbing anak untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Kenalkan pada anak bahwa dunianya bukan hanya di rumah atau sekolah tapi juga masyarakat luas. Dengan begitu, anak akan berkenalan dengan berbagai macam karakter manusia.
3. Ajari anak untuk selalu mengungkapkan perasaannya tanpa menyembunyikan sesuatu hal terutama kepada orangtua. Itu melatih anak agar berani mengungkapkan perasaannya agar tidak menyalurkannya ke jalan yang salah seperti narkoba ketika stress melanda dirinya. Bercerita atau berkeluh kesah pada orang lain (orangtua) akan meringankan bebannya sehingga mentalnya juga akan stabil.
4. Ajari anak etika, sopan santun dan rasa empati agar anak tak terseret dalam kelompok suka membully orang lain.
5. Libatkan anak dalam memecahkan masalah yang ada di dalam rumah, ajak anak untuk mengemukakan pendapatnya. Ajari anak cara berpendapat yang baik. Agar kelak anak tidak takut atau malu untuk mengemukakan pendapatnya ketika sudah bermasyarakat. Sesuatu hal yang besar pastilah dimulai dari sesuatu yang kecil.
Hidup di dunia memang sementara, tapi bukan berarti hanya berpangku tangan. Kehidupan yang keras menuntut mental sekeras baja. Dunia yang penuh dramatikal menuntut mental yang kuat dengan segala lika-likunya. Banyak orang mundur bahkan stress karena lemahnya mental. Semua hal tak ada yang instan, semua butuh proses.
Roti yang enak dimakan saja harus melalui proses yang panjang. Apalagi manusia yang hidupnya tak sekejap roti yang dimakan lalu hilang. Mental sangat diperlukan. Jika bukan kita yang menyiapkan generasi penerus bangsa yang bermental baja maka siapa lagi. Semoga tips tersebut bermanfaat agar kelak lahirlah putra bangsa yang siap menghadapi tantangan hidup sekeras apapun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar