Model Pembelajaran Berbasis Sentra Pendidikan Anak Usia Dini - Pendidikan anak usia dini atau yang biasa disebut dengan PAUD merupakan pendidikan dasar yang sangat penting bagi anak namun sering dikesampingkan. Keberadaan pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat vital dimana anak dapat mengeksplorasi minat, bakat serta kemampuan di bidang akademik maupun non-akademik. Dengan keberadaan pendidikan di tingkat ini, anak menjadi lebih terarah untuk siap diluncurkan ke pendidikan jenjang sekolah dasar. Setiap anak memiliki karakteristik dan watak masing-masing, tidak dapat begitu saja dilepaskan kedunia sekolah tanpa mengetahui dirinya seperti apa dan berpotensi dibidang apa.
Keberadaan play grup, TK (Tanaman Kanak-kanak), KB (Kelompok Bermain), RA, TPA (Tempat Penitipan Anak), dan lain-lain sebagai lembaga pendidikan anak usia dini menjadi suatu hal yang tepat untuk memfokuskan anak terhadap potensi yang dimilikinya. Menjamurnya keberadaan lembaga tersebut di masyarakat diikuti oleh meningkatnya kesadaran orangtua terhadap pentingnya pendidikan usia dini untuk anak. Dalam lembaga tersebut anak dapat belajar sambil bermain, mulai belajar bernyanyi, menggerakan tangan untuk menulis dan mewarnai, hingga akhirnya anak-anak berlajar tentang berinteraksi dengan orang lain.
Pembelajaran di lembaga PAUD umumnya masih menggunakan metode pembelajaran klasik. Hingga kini mulai diperkenalkan model pembelajaran berbasis sentra untuk memfokuskan anak pada minat, potensi serta kekuatannya terhadap bidang yang disukai. Model pembelajaran ini didasarkan pada kemampuan dan potensi setiap anak yang berbeda dan tidak mungkin disama-ratakan dalam satu kelas. Ada anak yang berpotensi di bidang alam, seni, agama dan lain-lain. Pembelajaran dengan mewajibkan anak untuk mengikuti suatu pelajaran yang telah ditentukan dirasa kurang efektif, karena anak yang tidak berminat akan mogok dan akhirnya menyebabkan anak tertinggal dengan temannya yang berbakat dibidang itu, sehingga akhirnya anak menjadi malas belajar. Dengan alasan yang demikian, maka para ahli melalui penelitian yang panjang mulai memperkenalkan model pembelajaran berbasis sentra.
Model pembelajaran berbasis sentra merupakan pembelajaran dengan membebaskan anak memilih kelas manapun yang mereka inginkan setiap harinya. Model ini terdiri dari beberapa kelas, yaitu kelas sentra alam, sentra kreativitas (seni), sentra balok, sentra MTA, sentra bermain peran, sentra persiapan, dan juga sentra memasak. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai kelas berbasis sentra yang disediakan:
1. Sentra alam
Sentra alam merupakan nuansa pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan bermain menggunakan media yang berasal dari alam. Contohnya: menanam biji kacang hijau, mewarnai dengan menggunakan bahan alam seperti kunyit, menghitung jumlah gambar burung dan menyebutkan habitatnya, menghitung jumlah kura-kura, menyebutkan habitatnya dan lain sebagainya. Anak yang menyukai hal-hal yang berbau alam dapat memilih kelas ini dalam satu hari dan bahkan hari-hari selanjutnya.
2. Sentra kreativitas (seni)
Sentra kreativitas (seni) merupakan ruang lingkup pembelajaran yang dibagi menjadi seni tari, seni musik, seni kriya atau seni pahat. Penyediaan seni ini didasarkan pada kemampuan penyelenggara pendidikan anak usia dini. Disarankan terdapat minimal dua seni yang diajarkan, yaitu seni musik dan seni kria. Seni musik meliputi bernyanyi dan memainkan marching band ataupun drum band. Sedangkan seni kriya dapat berupa menganyam, mengambar, membuat bunga dari kertas.
3. Sentra balok
Sentra balok memfasilitasi anak dalam mengetahui lebih dalam mengenai bentuk, ukuran, keterkaitan bentuk, ketelitian serta kreativitas. Bermain sentra balok ini misalnya bermain lego, puzzle, dan juga menyusun sebuah bangunan.
4. Sentra IMTAQ
Sentra IMTAQ difokuskan untuk mengenalkan kehidupan beragama kepada anak sesuai dengan agama yang dianutnya. Misalnya dengan mengenalkan doa-doa, etika, tata cara beribadah, atribut agama, tempat beribadah dan juga sikap saling menghormati antar agama.
5. Sentra bermain peran
Sentra bermain peran dibagi kedalam dua sub kelas, yaitu sentra berman peran mikro dan sentra bermain peran makro. Sentra bermain peran mikro mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, sosial-emosional, menyambungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang didapatkan dengan menggunakan alat main peran berskala kecil. Alat bermain peran mikro terebut misalnya: miniature mainan, mainan mini alat kedokteran, mainan mini alat transportasi dan lain sebagainya.
Sedangkan sentra bermain peran makro lebih berpusat untuk mengembangkan kemampuan mengenal lingkungan sosial, mengembangkan kemampuan bahasa serta kematangan emosi dengan menggunakan alat main yang sesuai dengan ukuran yang sebenarnya. Alat bermain peran makro tersebut misalnya: mainan untuk dokter-dokteran, mainan untuk pasar-pasaran, mainan untuk rumah-rumahan dan lain sebagainya.
6. Sentra persiapan
Sentra persiapan lebih menekankan pada pengenalan awal terhadap akademik anak. Kegiatan ini meliputi pengenalan buku, alat tulis, dan lain sebagainya. Frekuensi kelas ini didominasi oleh anak yang segera masuk ke jenjang sekolah dasar. Hal itu disebabkan pada sentra ini diisi kegiatan yang diperkaya jenis permainannya.
7. Sentra memasak
Sentra memasak ini diisi dengan kegiatan bagi anak untuk mengenal bahan makanan dan proses pembuatan makanan yang menyenagkan. Disentra memasak anak belajar konsep matematika, sains, alam dan sosial sehingga menunjang perkembangan sosial-emosional , bahasa, motorik dan kognitif.
Model-model pendidikan berbasis sentra diatas sangat penting untuk menunjang eksplorasi kemampuan anak. Diharapkan anak dengan karakteristik dan potensi yang berbeda dapat mematangkan potensi masing-masing tanpa ada yang merasa tertinggal karena merasakan kesulitan. Dengan adanya metode ini, diharapkan pula anak siap untuk dilepas kejenjang sekolah dasar (Ind).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar