Sudah beberapa tahun kurikulum 2013 mulai diberlakukan namun belum bisa diterapkan secara keseluruhan di Indonesia. Terlebih lagi dengan banyaknya sekolah-sekolah yang merasa belum sanggup menerapkannya. Lalu apa kabar kurikulum 2013?
Kurikulum
Kurikulum menjadi suatu perangkat yang diterapkan demi tercapainya suatu tujuan. Hingga saat ini tercatat sudah 10 kurikulum yang pernah digunakan oleh sistem pendidikan Indonesia. Saya sendiri pernah merasakan bagaimana belajar menggunakan kurikulum 1994 yang memiliki caturwulan, sehingga akan ada evaluasi setiap tiga bulan sekali. Pun, nama-nama yang digunakan dalam buku pelajarannya sangat Indonesia, Budi, Ibu Budi dan Ani. Kurikulum pun tak ingin ketinggalan jaman, sehingga terbitlah kurikulum berbasis kompetensi (KBK) kemudian kurikulum KTSP dan sekarang kurikulum 2013.
Kendala
Untuk membahasnya, saya mengambil sudut pandang pendidikan tingkat sekolah dasar. Karena saya kira, anak-anak SD jaman sekarang harus begitu aktif dibandingkan ketika saya SD dulu. Mereka harus berinteraksi di dalam kelas dengan memahami pelajaran yang dipadukan dalam 1 tema. Ketika saya melihat buku paketnya pun saya kaget. Karena dalam satu buku itu sudah mencakup seluruh pelajaran yang ada, baik matematika, IPA, IPS, PKn serta pelajaran kebudayaan dan olahraganya. Apakah anak SD ini sudah mampu?
Kurikulum ini tak hanya membuat anak SD belajar, namun juga gurunya. Dari beberapa jurnal yang saya baca, mulai dari tahun 2015 hingga sekarang kendala yang dihadapi masih tetap sama. Kendala dari pemerintah, guru, siswa dan orang tua. Apa saja kendala itu? Kita simak satu persatu.
1. Kendala dari pemerintah
Seperti biasa, kendala ini pastilah berasal dari penyaluran buku yang seringnya terlambat.
2. Kendala dari guru
Guru merupakan kunci utama dalam keberhasilan tercapainya pendidikan kita. Kendala dari mereka tentu saja ada. Karena harus selalu mengikuti perubahan kurikulum dan mencoba belajar mengimplementasikannya di dalam kelas. Namun, kurikulum 2013 ternyata menuntut lebih. Guru-guru diharuskan memiliki model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga mampu mengajak siswa untuk berinteraksi secara aktif di dalam kelas.
3. Kendala dari siswa
Siswa yang kurang bisa berinteraksi secara aktif sehingga seringnya mereka kebingungan. Mereka juga hanya memegang buku siswa tanpa adanya buku penunjang yang lain.
4. Kendala dari orangtua
Orangtua kebanyakan belum memahami kurikulum 2013. Apalagi saat evaluasi yamg mencantumkan huruf A B atau C sehingga tak jarang ada miskomunikasi yang terjadi di antara guru, siswa maupun orangtua siswa.
Jadi, Apa kabar kurikulum 2013?
Nah, dari kendala di atas sepertinya kabar kurikulum 2013 belum begitu baik. Belum juga mampu diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Namun kita selalu berharap para guru mampu mengimplementasikan kurikulum 2013 di dalam kelas sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan sebaik mungkin. Tak lupa juga kepada orangtua untuk selalu membimbing anaknya, paling tidak memberikan buku penunjang untuk pembelajaran, karena buku dengan 1 tema itu tidaklah cukup.
Semoga sistem pendidikan Indonesia lebih baik, ya. Adik-adik kita layak mendapatkan ilmu dasar yang mantap agar pondasinya kuat ke jenjang selanjutnya.
Salam pendidikan.
Sumber:
Friani, I.F., dkk. 2017. Kendala Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran pada Pembelajaran Tematik Berdasarkan Kurikulum 2013 di SD Negeri 2 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2(1). FKIP Unsyiah.
Krissandi, A.D.S., dkk. 2015. Kendala Guru Sekolah Dasar dalam Implementasi Kurikulum 2013. Cakrawala Pendidikan. 3. FKIP Universitas Sanata Darma.
Saputra, S.Y., dkk. 2017. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik sesuai Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 03 Wajak. ELSE. 1(1). Universitas Muhammadiyah, Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar