Penghujung Pendidikan Dalam Batas Krisis Berkarakter
Pendidikan adalah cerminan dasar setiap manusia untuk mengangkat harkat dan martabat setiap pribadi manusia. Pendidikan adalah bagian dari ilmu yang diprogramkan atau diwujudkan dalam sebuah kelembagaan seperti sekolah-sekolah yang ada sekarang ini. Namun, tak dapat dipungkiri bahwasannya Pendidikan itu kadangkala dapat menjerumuskan orang-orang atau pribadinya sendiri apabila tidak dipergunakan dengan baik dan benar. Bukan hanya itu saja, Pendidikan seringkali menjadi jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin. Bukan menyalahkan Pendidikan namun, ada sesuatu hal yang harus diluruskan agar tidak salah paham.
Penyelenggaraan pendidikan memang penting. Namun, jauh lebih penting dengan pengembangan sebuah karakter yang tidak boleh berujung. Pendidikan takkan berujung korupsi apabila di hatinya terdapat penjernihan hati yang sudah ditanamkan sejak dini dan diulang terus menerus dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Karakter dapat dibentuk dengan memilik dasar agama yang kuat dan tangguh dalam menghadapi setiap tantangan maupun pantangan yang terdekat maupun yang terjauh sekalipun.
Setelah memiliki pondasi agama yang kuat maka hal yang selanjutnya dilakukan ialah memahami nilai-nilai Pancasila untuk diimplementasikan dalam lingkup terkecil hingga terbesar sekalipun. Percuma Pancasila itu ada hanya untuk dibaca dan ditulis semata. Buat apa bangsa ini merdeka kalau Pendidikan itu tidak masuk ke dalam sanubari pemuda-pemudi yang terdalam.
Pembunuhan karakter sangat bertentangan dengan pancasila yang memiliki nilai-nilai universal. Mengapa beralasan seperti ini? Dikarenakan Indonesia tidak menyadari dan sudah tidak peduli dengan arah Indonesia ini mau dibawa kemana? Dengan hanya sebuah teori demi teori tanpa adanya pengaplikasian. Untuk apa itu semua? Di satu sisi orang lain antri. Di sisi lain orang korupsi. Para akademisi sibuk berargumentasi. Orang birokrasi sibuk dengan biaya administrasi. Pola pikir dan pola hidup ilmuwan sudah jauh dari tradisi. Masalah ini harus disikapi. Dengan pengembangan hukum yang mampu mengatur distribusi Semua organ kelembagaan Pendidikan yang semestiya menginternalisasi nilai-nilai pancasila dalam setiap geraknya.
Pendidikan menjadikan jurang pemisah ketika setiap manusia tidak menyikapi kalau di dunia ini manusia bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa. Manusia hanya sebtas hamba yang diberikan rezeki yang maha kuasa yang mana rezeki itu harus diberikan kepada orang lain kembali. Karena rezeki bukanlah milik manusia seutuhnya. Tetapi, hanyalah sang pencipta yang memilikinya. Maka, janganlah berlaku sombong maupun rendah tetapi bersikaplah seperti budi baik yang tidak saling merendahkan satu sama lainnya.
Lakukanlah gerak akademik dengan saling bekerja sama. Membangun kembali ilmu-ilmu yang bersifat tidak mengabaikan terhadap kelahiran pendidikan yang disatukan dalam pancasila sebagai pendukung dari segala permasalahan dengan tidak menghilangkan agama dari kepercayaan yang dibangun jauh-jauh hari sebelum dilahirkan di dunia.
Akar dari permasalahan Pendidikan di Indonesia saat ini hanya satu ialah pribadinya sendiri. Pribadi yang tidak mau mengejar dari ketertinggalannya. Yakni dengan mengubah cara hidupnya yang tidak selalu ada di zona nyaman terus-terusan. Melainkan mencari tantangan untuk mencari hakikat diri sesungguhnya untuk menjadikan dirinya dapat bermanfaat di muka bumi ini. Begitupula yang seharusnya diselingi dengan peraturan yang tegas yang sama-sama diwujudkan dalam lingkaran kebersamaan.
Kebersamaan dikala banyaknya keberagaman. Kedihan dikala kesenangan berada di puncaknya. Mengapa tidak saling berbagi dikala pengetahuan sudah mumpuni. Banyak orang yang hidupnya di bawah namun pribadi manusia selalu menginginkan teratas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar