Sabtu, 15 September 2018

Mengajar Dengan Cinta Oleh Muhammad Iqbal

Mengajar dengan cinta

Mengajar Dengan Cinta  Oleh Muhammad Iqbal - Di bawah terik matahari kami tengah asyik menikmati proses pembelajaran hari ini, seakan tak ingin berhenti, semua siswa dengan serius mendengarkan pemaparanku. Aku begitu senang melihat mereka, serasa tak ingin berpisah dan ingin terus bercerita membagikan ilmuku untuk mereka, yang sesekali kelas ini diwarnai dengan canda dan tawa antara kami, hitung-hitung sebagai penghibur sementara ketika mulai jenuh. 

Begitulah mengajar, banyak sensasi yang bisa kita risakan, yang terkadang kita bisa merasa bosan, kesal, senang, semangat, dan berbagai sensasi lainnya. Semua itu tergantung pribadi masing-masing dalam menyikapinya. Maka jangan heran jika di sekolah ada guru yang sangat disenangi siswa, ada yang ditakuti siswa, dan ada yang disegani siswa. Dari Kketiga pilihan tersebut tentu kita menginginkan pilihan pertama bukan? Yaitu ingin disenangi oleh seluruh siswa kita. 

Tak mudah memang menjadi guru yang disenangi siswa, kita harus sabar menghadapi berbagai tingkah laku siswa, mulai dari yang baik, sampai yang nakal, semua itu harus kita hadapi dengan tidak pilih kasih, sebab kasih sayang guru kepada siswanya tidak dilihat dari kemampuannya, meskipun ia tidak memiliki kemampuan apapun untuk diunggulkan, namun seorang guru harus bersikap sama, memberikan perhatiannya dengan kadar yang sama. 

Begitu juga ketika mengajarkan siswa, seorang guru harus mampu menguasai konsep mengajar dengan penuh cinta. Sebab jika tidak, materi yang disampaikan hanya sekedar pelengkap saja, padahal materi itulah yang harus dikuasai, namun tidak bisa dikuasai oleh siswa, jika guru mengajar dengan keadaan terpaksa bukan karena cinta. 

Hanya orang-orang pilihan yang bisa melakukannya, baginya mengajar bukan lagi sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah kewajiban yang harus ditunaikan dalam rangka mewujudkan pendidikan bangsa. Menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk menyiapkan strategi pembelajaran yang menarik bagi mereka, terutama karakter cinta, sehingga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat dan bisa menghasilkan ide dewasa. 

Penuh rasa, makna, dan cinta itulah berbagai karatker yang akan dialami. Hal serupa dialami oleh mereka yang tengah asyik mengabdikan dirinya sebagai guru di sekolah terpencil. Bisa kita lihat betapa sabarnya mereka, meskipun dibawah pohon rindang, mereka tak peduli, mereka tetap saja menikmati waktu bersama siswa, semuanya dilakukan karena cinta, sebab cintalah yang buatku seperti ini, mengajar ilmu dengan sepenuh hati.


Penulis Muhammad Iqbal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar