Ekonomi dan Pendidikan, 2 Dimensi Yang Berbenturan - Madura merupakan sebuah pulau besar yang terletak bersebelahan dengan Pulau Jawa. Keberadaan Pulau Madura berbatasan langsung dengan Pulau Jawa melalui kota Bangkalan (Ujung Barat Pulau Madura) dan Pelabuhan Perak Surabaya yang dibatasi oleh lautan. Madura dibagi menjadi empat Kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Sebagai sebuah wilayah kepulauan, Madura dikelilingi oleh daerah perlautan yang membentang kesegala penjuru. Keberadaan jembatan Suramadu semakin membuat Pulau ini mudah berinteraksi baik secara ekonomi maupun sosial dengan masyarakat di Pulau Jawa.
Memiliki sumber daya alam melimpah disektor laut dan pertanian, penduduk Pulau Madura mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani, nelayan, petani garam, peternak dan sebagaian merantau ke luar pulau sampai menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di negera tetangga. Minimnya tingkat pendidikan merupakan masalah yang krusial di Pulau ini. Pendidikan tertinggi yang dicapai penduduknya mayoritas hanya terbatas di SD, SMP, maupun SMA dan hanya sedikit yang mampu melanjutkan di Perguruan Tinggi. Minimnya tingkat pendidikan tersebut disebabkan oleh keterbatasan segi ekonomi dan juga minat pemuda untuk melanjutkan pendidikan.
Pemandangan pengemis cilik di Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura, menjadi titik pandang terhadap minimnya pendidikan. Pengemis cilik itu didominasi oleh anak dengan kisaran umur 2 sampai 10 tahun. Bahkan, sempat terlihat anak berumur 7 tahun-an yang menggendong adiknya yang masih berumur 2 tahun. Sangat miris, mereka meminta-minta disepanjang jalan pelabuhan hingga masuk kedalam kapal. Setelah ditelusuri lebih lanjut, mereka meminta-minta karena unsur paksaan dari orangtuanya. Mereka bukan hanya berasal dari daerah setempat, tetapi juga berasal dari Kabupaten Sampang dan Pamekasan.
Jam kerja mereka dimulai sejak pagi hari sampai menjelang petang. Ketika disinggung tentang sekolah, sebagian besar dari mereka menjawab kalau mereka tidak bersekolah. Meskipun ada sedikit dari mereka yang masih berkesempatan untuk sekolah. Dengan kondisi yang demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar dari mereka juga belum dapat membaca dan menulis. Yang mereka tahu adalah meminta uang kepada penumpang kapal dengan cara merengek-rengek mengenakan pakaian lusuh dan tas kecil slepang yang membuat siapapun merasa iba.
Gardu pendidikan pertama adalah keluarga, khususnya orangtua. Pendidikan sendiri memegang peranan yang sangat penting untuk masa depan anak. Sudah sepantasnya memberi kesempatan kepada anak untuk mengenal angka, mengeja huruf, meningkatkan kecerdasan dan mengembangkan kemampuan. Sangat disayangkan, jika anak kemudian dirampas haknya untuk mengenyam pendidikan dan diganti dengan kegiatan bekerja bukan pada waktunya. Terlebih lagi dengan pekerjaan meminta-minta. Untuk orangtua, jika ekonomi menjadi pembatas, jangan jadikan anak-anak sebagai pekerja, tapi bekerjalah lebih keras agar anak-anak kalian tidak bekerja sekeras dirimu dimasa ini. Melihat anak-anak lebih maju dari orangtuanya, pasti menjadi sesuatu yang sangat membanggakan (Ind).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar