1. Burkina Faso
Menurut Persatuan Bangsa-Bangsa atau yang lebih dikenal dengan PBB, mengemukakan bahwa sekitar 50% anak-anak hanya tinggal di sekolah 6 setara dengan SD dan samapai kelas 7 SMP. Guru di Burkina Faso memiliki rasio yang kurang dari 50% dari orang terpelajar. Untuk ini pemerintah langsung mengambil tindakan dan mengatasi terhadap isu tersebut.
2. Republik Afrika Tengah
Pemerintah Republik Afrika Tengah tidak melakukan banyak hal untuk memabangun sumber daya salah satunya dalam mengelola sistem pendidikan. Hal ini menyebabkan sekolah-sekolah terpaksa tutup Yang mengkhawatirkan lagi, kurnagnya peralatan sekolah seperti alat tulis, buku serta guru-guru yang mengajar tidak menerima upah sepersen pun. Dan membuat tingkat pendiidkan snagat rendah.
3. Sierra Leone
Anak-anak masuk kesekolah sementara, lebih dari setengah dari mereka akhirnya putus sekolah. Rata-rata anak di Sierra Leone menghabiskan hanya 3 tahun di sekolah. Karena tingginya angka putus sekolah, Sierra Leone memiliki tingkat buta huruf yang tinggi. Snagat mengkhawatirkan bukan?
4.Burma
Adanya konflik yang terjadi di Burma, mebuat sistem pendidika di Burma tidak efisien. Meningkatnya angka kesmiskinan di Burma, akibatnya anak-anak sangat sulit untuk melanjutkan sekolah. Pemotongan anggaran yang diberikan oleh pemerintah telah menyebabkan biaya pendaftaran yang menyebabkan orang tua harus membayar berkali lipat secara substansial. Burma telah membatasi akses terhadap pendidikan untuk banyak kelompok-kelompok etnis minoritas di negara. Kebanyakan anak-anak putus sekolah hingga kelas 5 SD.
5. Mali
Ada probabilitas tinggi bahwa seorang mahasiswa di sekolah yang dilatih oleh seorang guru yang bahkan tidak bersertifikat. Mali telah mengambil langkah-langkah dalam beberapa tahun terakhir untuk alamat siswa yang tinggi rasio guru. Pendaftaran sekolah dasar terus meningkat juga.
6. Chad
Krisis pengungsi di Chad telah meninggalkan negara dengan kurangnya sumber daya untuk mengatasi sistem pendidikan. Hampir setengah dari siswa putus sekolah kelas 4 SD. Sekolah di Chad memiliki mahasiswa tinggi rasio guru dan kurangnya instruktur terlatih.7.Niger
Anak-anak di Niger jarang di sekolah selama dua tahun, dan negara ini juga dikenal dengan tingkat buta huruf yang sangat tinggi. Untuk anak-anak yang berhasil tetaplah terdaftar, tingginya biaya dan perlengkapan sekolah memberikan kontribusi untuk angka kemiskinan yang tinggi.
8.Guinea
Guinea dikenal dengan biaya sekolah yang sangat mahal. Karena ketidaksetaraan pendapatan di Guinea, lebih dari sebagian kecil dari anak-anak yang terdaftar akhirnya putus sekolah.
9. Djibouti
Rata-rata, anak dari bangsa Afrika Timur ini hanya tinggal di sekolah sekitar empat atau lima tahun. Sekolah buruk karena dipengaruhi oleh kekurangan buku dan guru.Kurangnya fasilitas yang memadai serta sumber daya alam yang sangat minim.10 Eritrea
Rata-rata siswa keluar dari sekolah sebelum mereka menginjak usia 10 tahun. Eritrea juga telah menangani kekurangan guru dalam beberapa tahun terakhir.Sumber: http://www.koolonline2.com / https://www.globalcitizen.org /
Tidak ada komentar:
Posting Komentar