Berikut ulasan mengenai orang tua pencetak anak.
IBU ADALAH PENDIDIKAN PERTAMA DAN UTAMA BAGI ANAKOrang tua adalah tempat pertama bagi seorang anak mengenal yang dinamakan pendidikan. Orang tua adalah tempat pembentukan karakter, tempat anak pertama kali mengenal dunia luar, tempat menggali semua informasi untuk pertama kalinya, tempat untuk berlatih berbicara, tempat mengenal sesuatu dan banyak lagi yang didapat anak melalui orang tua. Sadar atau tidak, bahwa orang tua adalah tokoh utama dan tiruan untuk anak. Tidak jarang bahwa anak sering mengalami permasalahan dan juga trauma yang disebabkan dari keluarga. Disatu sisi bukan berarti lingkungan sekolah dan lingkungan bermain tidak mempengaruhi, namun pengaruh terbesarnya ada pada lingkungan rumah. Anak dibentuk dari mulai masih dalam kandungan sang ibu sampai lahir, orang tua sudah memiliki perencanaan untuk anak.
Peran kedua orang tua sangat penting bagi pendidikan anak, namun seorang ibu memiliki peran penting untuk anak. Ibu adalah guru pertama bagi anak, menjadi sosok yang akan selalu diidolakan oleh anak. Mau menjadi apa seorang anak ditentukan bagaimana seorang ibu membentuknya. Mulai dari mengajari membaca dengan ibu, mendengarkan cerita dengan ibu, mengambil keputusan dengan ibu semanya ibu. Olah sebab itu, untuk menjadi seorang ibu membutuhkan bekal yang kuat untuk menjadikan anak sebagai seorang yang diinginkan. Walau kita sadari bahwa seorang ayah juga memiliki andil dalam pertumbuhan anak. Lalu bagaimana jadinya jikalau orangtua tidak memiliki rasa tanggung jawab dengan seorang anak ?, apakah mereka tidak menyesal pada kemudian hari ?, karena sesungguhnya semakin anak tumbuh besar maka semakin sedikit waktu bersama dengan anak. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut maka orang tua perlu bekerja sama dengan baik dalam membentuk anak. Melalui kegitan di bawah ini akan membantu orang tua mendidik anak dan juga merekatkan kebersamaan antara orang tua dan anak.
Tumbuhkankan Creativity (Kreativitas) pada anak, bagaimna caranya ?. Menyempatkan waktu luang untuk bersama anak. Salah satu contohnya bermain bersama antara orang tua dan anak. Bermain bukan sekadar bermain, namun bermain menggunakan permainan yang bisa mengasah pemikiran dan kreativitas anak. Mainan tersebut contohnya adalah lego, siapa yang tidak mengenal lego ? pasti semua tahu dan pernah bermain lego. Namun apakah terfikirkan bahwa mainan tersebut mampu menumbuhkan kreativitas anak ?, tanpa disangka lego adalah permainan sederhana untuk anak yang secara tidak langsung memberikan dampak positif untuk anak. Dampak positif tersebut yaitu melatih kreativitas anak untuk mencipta berbagai bentuk dari sebuah mainan lego. Kreativitas menjadi bekal untuk pengembangan diri anak yang didampingi oleh orang tua.
Critical Thinking (Berpikir Kritis), melatih anak untuk menanggapi sesuatu hal tidak hanya dari satu sudut pandang saja, melainkan dari berbagai sudut pandang. Salah satu contohnya adalah ketika orang tua menemani anak untuk belajar. Dimulai dari hal kecil yaitu ketika mewarnai suatu gambar anak akan berfikir warna apa yang cocok untuk gambar tersebut. Memulai dari memilih warna anak sudah berfikir, ditambah dengan peran orang tua untuk membantu anak mengkritisi gambar tersebut atau mendiskripsikan gambar tersebut dengan berbagai pendapat. Melalui hal sederhana tersebut anak sudah belajar Critical Thinking dan tanpa terasa terjalinlah kebersamaan antar anak dan orang tua.
Communication (Komunikasi), bagi kebanyakan orang untuk saat ini komunikasi secara langsung atau tatap muka mulai dianggap sebagai sesuatu hal yang kurang atau bisa juga berpendapat akan mengganggu aktivitas. Namun tanpa disadari komunikasi sesuatu hal yang penting bagi sebuah hubungan, utamanya hubungan antara anak dengan orang tuanya. Komunikasi yang terjalin antara anak dan orang tua sangatlah penting. Melalui komunikasi orang tua akan tahu apa saja yang dirasakan anak, kesulitan yang dihadapi, bagaimana perasaannya, dan yang lainnya. Dari situlah orang tua akan berperan, memberikan ilmunya pada anak, memberi nasihat, memberikan solusi, dan juga dapat mengukur sampai seberapa kedekatan orang tua dan anak serta orang tua yang baik akan mampu memerankan perannya sesuai kebutuhan anak, yaitu menjadi teman curhat, sahabat, kakak atau sebagai orang tua itu sendiri. Dari komunikasi secara tidak langsung membentuk karakter anak yaitu jujur serta melatih sopan santunnya bila dilihat dari segi moral dan etika.
Collaboration (Kolaborasi) atau biasa disebut kerjasama. Sejakkecil anak harus diajarkan untuk bekerjasama dengan sesama. Menanamkan pentingnya bekerjasama pada anak mulai sejak kecil, dimulai dari keluarga dan dari yang mudah seperti membersihkan rumah bersama. Sepele, memang. Namun, dibalik itu menyimpan manfaat yang banyak untuk anak. Dalam diri anak akan memiliki jiwa sosial dan tidak menjadi anak yang individualis, mudah bergaul serta mudah menerima orang baru.
Satu hal penting yang orang tua hendak ketahui bahwa anak memiliki masa keemasan, dimana setiap kegiatan yang dilakukan dan kejadian yang terjadi pada masa keemasan anak akan selalu diingat anak sampai mereka dewasa bahkan sampai tua. Oleh karena itu, orang tua harus bekerja sama untuk menjadikan masa keemasan anak menjadi waktu yang tepat untuk memberikan nilai-nilai yang baik untuk diingat oleh anak. Menjadikan masa keemasan anak menjadi masa yang produktif untuk membentuk pendidikan anak. Supaya anak menjadi seperti apa yang telah direncanakan. Perlu diingat, rencana bukan dibuat untuk mengekang anak, namun untuk menjadikan patokan kemana anak harus melangkah dan orang tua yang mendampinginya.
Jadilah orang tua yang produktif, jadilah ibu yang menjadi teladan anak-anaknya dan bentuklah anak menjadi anak yang teladan seperti ibunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar